[The Reason]

Ares menatap pantulan wajahnya pada kaca toilet. Benar kata Hagan, kulit pucatnya semakin pucat hingga memperjelas letak titik di bawah mata indah miliknya.

Ares tercenung sejenak, memikirkan kilas balik keadaannya selama di rumah Jainendra seminggu ini. Baginya, tidak ada perubahan yang lebih baik —selain fakta bahwa dirinya telah bertemu keluarga kandungnya— Lain dari itu, Ares rasa hanya ada kisah yang lebih buruk dari hari harinya dulu.

Seperti kejadian tadi pagi. Ares mengembangkan senyum ketika menyapa mamanya dan beberapa pembantu yang membantu sang mama memasak. Namun, senyum itu meluntur ketika melihat apa yang tersaji di piringnya hari ini, seafood , lagi dan lagi. Sejak seminggu ia disini, piringnya selalu diisikan olahan seafood oleh sang ibu.

Ares cukup bimbang, namun akhirnya suara itu keluar juga,

“Mama maaf, boleh nggak kalau hari ini Ares makan selain seafood? Ares gak papa makan nasi sama sayur aja, atau sama tahu”

Ares berucap pelan, berusaha tidak menyinggung hati Erina. Mendengar ucapan Ares, Erina langsung menghentikan kegiatannya yang tengah menata nasi dan lauk ke piring anggota yang lain.

“Kenapa ? Gak enak?”

“Enak kok ma ta-”

“Kamu ini bersyukur sedikit bisa tidak? Sudah baik saya memberimu makan. Tidak usah banyak menuntut, disini saya yang paling berat sama keadaan ini, saya di posisi serba salah. Kalau kamu nanti makan lauk seperti kakak-kakak kamu, dan tidak sama dengan apa yang Langit makan, nanti semua pada mengolok saya bahwa saya berpilih kasih. Makan yang saya berikan ke piring kamu. Ambil apa yang Langit ambil. Samakan kamu dengan dia.”

Erina kesal dengan permintaan Ares.

Archtur yang tadi memang sudah di meja makan berdehem, melirik ke arah Ares. Dengan nada datar, ia juga melontarkan kalimatnya.

“Turutin permintaan mama. Lo tuh harusnya bisa ngertiin gimana posisi mama. Ntar kalau diluar lo mau jajan selain seafood terserah, tapi pas disini lo makan makanan yang sama kayak Langit, biar mama gak perlu khawatirin hal-hal sepele seperti omongan orang yang ngira kalian di bedain. Dulu lo kan miskin? Biasa makan seadanya kan? Gue rasa lo harus udah cukup bersyukur dapet makan gratis disini tanpa lo susah payah sendiri. Bersyukur, Res”


-Sea