[Rumah Ramah]
Gundukan itu nampak terawat. Jejak bunga yang masih segar seakan tak pernah hilang dari atas tanah berselimut rumput itu. Dua tahun berlalu, tetapi tidak memudarkan bayangan senyum sabit itu dari ingatan orang-orang yang ia tinggalkan dengan perasaan penuh rasa sesal.
“Je... Lo apakabar?” Lelaki berperawakan cilik itu terlihat duduk sendiri ditemani sepi.
“Udah dua tahun ternyata. Lo pergi dan gue lari karena gabisa ngeikhlasin lo buat pergi. Gue... pengecut ya, Je? Malah terbang ke China pas lo pulang. Saat itu, gue gak sanggup, Je. Gue denial atas kepergian lo, sosok yang udah gue anggep kaya keluarga gue sendiri. Kebetulan bokap dinas ke China dan akhirnya gue ngikut sekalian ngelanjutin sekolah di sana. Sorry ya, Je. Lo pasti udah lama banget kan mau denger gimana review opor lo?”
Pemuda itu terdiam sejenak. Setiap kata yang ia lontarkan selalu ia bersamai dengan senyuman pada bibirnya, meskipun titik air mata tak bisa berhenti dari sudut manik sipitnya.
“Opor lo.. opor lo enak, Je. Kuah opornya berasa banget. Apalagi sambelnya.. beuhh mantul pisan! Cuman Je, kayanya lo harus belajar cara bikin ketupatnya deh! Soalnya ketupat yang kemaren kamu buat belum mateng sempurna. Tapi gapapa. You did well!! Overall 8,5 per 10 ya, Je! Hehehe”
“Belajar lagi ya Je! Ehhhh jangan deh! Mending tidur aja yang nyenyak disana. Dulu kan Lo udah berjuang keras disini. Sekarang saatnya lo bener-bener istirahat aja disana.”
“Tenang ya, Je.. Semua orang yang nyakitin lo udah dapat balasannya masing-masing. Gue tahu, kalau Lo masih ada disini, mungkin Lo gabakal suka ngeliat gimana keadaan mereka saat ini. Tapi, Tuhan itu adil dan penyayang kan, Je? Tuhan sayang sama Lo, makanya Dia ambil Lo buat tidur di pangkuan-Nya. Sedang Ia juga Maha Adil, makanya lagi ngasih balasan setimpal buat keluarga Lo.”
“Lo mau tahu ga, Je? Kejayaan keluarga Lo udah abis. Orangtua lo masuk penjara atas penggelapan dana investor. Denger-denger sih cuman 7 tahun penjara. Tapi, seenggaknya bakalan sedikit jera gak sih, Je? Hehehe soalnya Bokap lo malah sakit. Dia pingsan saat sidang. Pembuluh darahnya pecah, sekarang dirawat sebagai pasien stroke yang bahkan mau buang air aja gabisa. Sedang nyokap ngelanjutin hukuman di penjara. Kalau abang-abang lo, tinggal marsel doang yang agak waras. Marshell jadi bahan bully di kampus barunya. Keluarga lo yang lain juga berantakan. Jefan sekarang jadi sosok yang gapernah sadar. Setiap kesadarannya muncul, dia selalu minum alkohol lagi biar mabok. Dan setiap dia tipsy, selalu nama lo yang disebut. Dan terakhir, Darren... Dia saat ini sekarat. Setelah percobaan bunuh diri yang mungkin udah ke puluhan kalinya. Setelah Lo pergi, dia mulai berhalusinasi bahwa ada Lo disampingnya. Setiap hari dia tertawa sendiri, mengobrol, dan bermain seolah-olah ada lo sebagai adik yang dia temani. Semenjak Marshell mencoba menyadarkannya atas kepergian Lo, Darren mulai berteriak-teriak kehilangan dan mencoba suicide. Akhirnya dia dibawa ke RSJ, ya meskipun akhirnya pun dia juga mencoba bunuh diri disana. “
“Je, Lo inget video yang lo buat dulu ga? Video itu ditonton seluruh keluarga Lo setelah mereka mengetahui apa yang salah. Kakak-kakak yang sangat Lo cintai itu akhirnya menangis dan semenyesal itu sama Lo, Je. Lihat! Sekarang mereka hancur kan atas kepergian, Lo? Jadi, Lo harus pergi dengan nyaman ya ! Gak ada lagi yang perlu Lo sesali disini, okay? Selamat jalan. Tidurlah nyenyak di rumah paling ramah, kawan.”
-Sea