[Nightmare]

Wanita tua itu kini benar-benar menjadi gila. Ambisinya begitu besar untuk membunuh darah dagingnya. Dengan pakaian mewahnya, ia berjalan menyusuri koridor menuju ruang rawat Jeno yang berada di ujung.

Meski awalnya sempat tertahan, namun pada akhirnya Anne memberikan izin bodyguard untuk mempersilahkan wanita itu masuk ke kamar Jeno.

Wanita itu bersenandung kecil, sembari mendekati ranjang Jeno. Kebetulan sekali, tidak ada siapapun di dalam ruangan karena baru saja Anne keluar untuk makan dengan Jeffrey sedangkan Marven yang telah ia buat meninggalkan ruangan Jeno dengan cara liciknya.

“Tuhan memang baik sama kamu. Tapi kali ini nggak akan. Saya pastikan itu.” Wanita itu mengeluarkan sebuah suntikan dari dalam kantungnya.

“Ucapkan salam terakhir kamu pada dunia, cucu sampah saya. Hahahah.”

*Jleebb

Benar mendarat sempurna di leher Jeno. Namun, baru sedikit Katrina menekan suntikan itu, Jeno terlebih dahulu refleks hingga menendang wanita yang ada di depannya hingga jatuh membentur nakas hingga menjatuhkan barang barang yang ada di sana.

PYAR!!!!

“MAMA! JENO!!!!”

Permainan semesta. Timing yang sangat pas. Tepat setelah Jeno melakukan wanita itu jatuh, Anne berteriak di depan pintu. Anne langsung mendekat. Ia terlonjak kaget saat menemukan ibunya di sana dengan darah yang bercecer dari kepala sang ibu.

“Mam, tetap sadar Anne mohon” Anne hendak menangis melihat ibunya. Jeff segera memencet tombol emergency untuk memanggil bantuan medis.

“JENO!! APA YANG KAMU LAKUKAN ? OMA KATRINA NENEK KAMU!” Anne menatap Jeno dengan nyalang.

“Je.. jeno gak ngapa-ngapain bunda. Tadi Oma nyuntik leher Jeno. Jeno kaget ja-jadi g-gak sengaja tendang oma” Jeno terbata-bata. Jujur, ia sangat takut pada Anne sekarang.

“Anak kamu bohong.. buktinya gak ada suntikan apapun.. Mama ingin minta maaf tapi dia malah menendang mama akhhh” Katrina meringis, bersuara pelan.

“ENGGAK! JENO GAK BOHONG!” Jeno berusaha membela diri.

“Jeno.. ini Oma.. tadi mau peluk Jeno. Akhhh Gak ada suntikan apapun. Gak mungkin oma ngapa-ngapain kamu sayang.. akkhh” Katrina mencoba menjelaskan sembari meringis kesakitan membuat Anne dan Jeffrey iba.

Jeno terhenyak. Suara beberapa tenaga medis datang dan perlahan menggotong tubuh Katrina tak membuatnya berkutik.

“BENAR YA. GAK ADA GUNANYA SAYA NGASIH HATI KEPADA ANAK TIDAK TAHU DIRI SEPERTI KAMU. MEMANG BENAR KAMU ITU SAMPAH! TIDAK LAYAK DIBERI HATI! LAIN KALI JANGAN SAMPAI BUAT ORANG TERDEKAT SAYA KENA SIAL LAGI!”

Suara marah Anne begitu menggetarkan hati Jeno. Jujur saja, Jeno kehilangan kata-katanya sekarang. Ia melihat dengan jelas manik yang beberapa hari lalu menatapnya penuh sayang kini berisi kebencian lagi dan lagi. Tanpa menunggu jawaban Jeno, wanita itu melenggang meninggalkan ruang menyisakan Jeffrey dan Jeno di sana.

“A.. Ayah percaya kan sama Jeno?” Jeno bertanya pelan.

Jeffrey hanya menatap Jeno dalam. Kemudian membalikkan badan,

“Saya kecewa dengan kamu, Jeno”


-Sea