Keluarga(?)
Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tatkala sepasang suami istri dengan setelah mahal berlari di menuju ruangan Jeno.
“Anne...” Suara yang terdengar lembut dan tegas secara bersamaan itu menyapa indera pendengaran Anne.
“Kak Krystal... Kak..Jeno, Kak.. anakku di dalam.. anak aku kesakitan tapi aku gabisa nolong sama sekali” Tangis Anne pecah tatkala Krystal memeluk tubuh rapuhnya.
Anne benar-benar terlihat hancur saat ini dengan penampilan yang begitu memprihatinkan.
“Kenapa bisa, Jeff?” Tanya laki-laki yang daritadi hanya diam.
“Salahku, Mas. Ini salah ku. Aku pukul dia saat pulang telat padahal saat pulang ternyata dia pulang udah dalam keadaan sakit.” Jeff sedikit menunduk sembari mengusap wajahnya kasar.
PLAKK!!!
“Apa, Jeff?! Bilang sekali lagi kamu apain Jeno. Kamu udah main tangan sama Jeno?! Jeffrey sadar! Jeno itu anak kamu, Jeff! Jeno itu anugerah yang harus kamu jaga! KETERLALUAN, JEFF! AYAH SAMA BUNDA GAK PERNAH DIDIK KAMU UNTUK JADI BAJINGAN SEPERTI INI!”
Krystal menumpahkan amarahnya ke Jeff sembari memukulkan tangannya di dada Jeff. Ia menangis, Ia kecewa ketika mengetahui bahwa ponakan yang sudah dianggapnya sebagai anak itu malah terluka di tangan orang tuanya.
Ttak! Ttak ! Ttak
Suara nyaring dari hak sepatu mahal menggema di koridor area ruang rawat Jeno berhasil meraih atensi keempat orang di sana.
“Mama” Anne tampak terkesiap melihat sosok di depannya itu.
“Ngapain kamu di sini, Ne? Lihat! Kamu berantakan sekali seperti gelandangan.” Wanita tua itu nampak angkuh sembari memperlihatkan tatapan menilai dari ujung kaki sampai kepala.
“Dimana cucuku?”
“Dia di dalam, Ma. Jen-”
“Bukan Jeno. Aku tidak pernah mempunyai cucu cacat sepertinya. Aku bertanya dimana Marven?”
“Ma...” Anne bersuara tampak memohon kepada ibunya untuk mengucapkan hal menyakitkan seperti itu.
Dulu, ia juga merasa ringan untuk mengatakan hal buruk seperti itu. Namun ntah mengapa kini hatinya juga ikut merasakan sakit tatkala mendengar oranglain mengolok putranya sendiri.
“Bilang kepada Marven untuk pulang. Lalu kita akan sewa pesta di kapal pesiar untuk kemenangannya. Mama sudah urus semuanya” Wanita itu berkata dengan entengnya.
“Apa anda sudah gila, vvvvvNyonya Katrina?” Krystal bertanya dengan penuh penekanan. Buku tangan lentiknya bahkan kini telah memutih karena kepalan amarah di tangannya.
“Saya tahu anda adalah kakak ipar anak saya, tapi bagaimana bisa anda setidak sopan ini, Nona ? Wanita angkuh itu tak terima.
“Mata anda tidak buta, kan? Lihatlah di balik kaca ruangan itu! Dia sedang berada dalam fase hidup dan mati, Nyonya. Bahkan untuk bernapas saja rasanya sudah susah bagi cucu anda sendiri! Jeno itu, Darah daging anda sendiri!” Krystal berkata dengan suara lantang. Matanya yang memerah karrna menangis, semakin memerah dan menyemburatkan kebencian dengan jelas.
“Saya tidak peduli. Mau anak itu hidup atau mati, doa saya dia cepat mati. Agar sampah dalam keluarga saya menghilang secepatnya.”
“MAMA!!!”
Koridor ruangan nampak semakin begitu menegangkan. Bahkan beberapa bodyguard sempat menengokkan kepala tatkala mendengar suara Jeffrey yang membuat bulu kuduk merinding.
“KAMU SUDAH BERANI SAMA SAYA, JEFFREY?! INGAT, SAYA BISA MENCERAIKAN KAMU DENGAN ANNE ANAK SAYA” Wanita itu tak mau kalah.
“Saya tidak peduli! Sudah cukup selama ini mama mengancam saya dengan status pernikahan kami. Mavma bisa mencoba menceraikan saya dengan Anne, namun saya juga akan menjaga keutuhan keluarga saya.” Jeffrey berkata dengan nada dingin dan menusuk.
“Cih! Gara gara anak sialan itu, kamu sudah berani melawan saya? Ck, kurang ajar! Tapi kali ini saya akan memaafkanmu. Datang ke pesta besok malam. Anne, jangan lupa untuk melakukan perawatan besok pagi. Mama sudah pesankan salon untuk datang ke rumah dan juga baju baru untuk kamu. Jangan sampai terlihat memalukan”
Ucap wanita itu sembari melenggongkan kakinya keluar koridor, meninggalkan pancaran kebencian dari keempat orang di sana.
-Sea