[Enggak papa]

Ares pul—”

BUGH!!!

Belum sempat remaja itu mengucapkan salam, sebuah bogeman lebih dulu mendarat di wajahnya.

Ares menatap lelaki asing yang sudah tidak terlalu asing itu. Ini sudah pertemuan mereka yang ketujuh, dan tak ada satupun tatapan bersahabat yang diberikan oleh keduanya

“Perhatikan matamu! Kau mau aku buat buta hah?!” Lelaki itu membentak Ares. Bau alkohol begitu menguar di sana.

“Anda silahkan pulang.” Ares berkata dingin.

“Berani-beraninya kau menyuruhku pulang? Aku ini tamu ibumu!”

“Rumah ini tidak menerima tamu kotor seperti anda”

BUGH

Lagi-lagi sebuah bogeman mendarat di perut Ares.

“Belagak sekali kau! Kau lihat ibumu yang tengah tertidur di kamar kecil itu? Dia hanya seorang wanita penghibur. Dan kau, tak labih dari sampah seorang pelacur”

Lelaki itu menatap Ares sembari menyunggingkan kekehan merendahkan. Lalu ia mendorong Ares hingga ia bisa keluar dari rumah itu.

Ares berjalan mendekat ke arah kamar ibunya. Ia mengetuk pelan pintu kamar itu. Dilihatnya, sang ibu masih terduduk di tepian ranjang. Khawatir dengan keadaan sang ibu, Ares pun mendekati ibunya.

“Ibu, Ibu tidak ap-”

PLAKK!! satu tamparan mendarat dengan mulusnya di pipi Ares.

“BERAPA KALI SAYA BILANG, JANGAN IKUT CAMPUR DENGAN URUSAN SAYA! LIHAT ! GARA GARA KAMU, DIA PERGI. SAYA JADI TIDAK DAPAT UANG BANYAK!”

Wanita itu menatap Ares dengan mata yang membara, dengan amarah yang meluap-luap.

“Maaf, Bu.”

“KELUAR KAU! JANGAN PERNAH MENAMPAKKAN WAJAHMU DI DEPAN SAYA LAGI! PERGI!”

Mendengar suara itu, Ares menunduk. Dengan berat hati ia melangkahkan kaki keluar dari kamar itu. Sebisa mungkin ia tahan air matanya.

“Gapapa, ini bukan hari yang buruk, cuman hari yang nggak terlalu baik. It's okay, Res”

Gumamnya memberikan dorongan bagi dirinya sendiri. Karena tahu, tidak ada yang memberikannya semangat kecuali dirinya sendiri.


Matahari belum nampak, namun Ares sudah mematut dirinya dengan rapi di depan cermin. Sebisa mungkin, ia menutupi luka-luka yang ada di tubuhnya. Namun kali ini ada satu bagian yang tidak bisa ia tutupi; Wajahnya. Sudut bibirnya masih meninggalkan jejak keunguan, membuat siapapun pasti mengetahui bahwa ia terlibat perkelahian.

Dengan senyuman indah, Ares memulai paginya. Ia melangkahkan kakinya ke rumah Mbok Siti, ibu yang berjualan sayur dekat rumah Ares.

Saat mendekati warung Mbok Siti, Ares sempat menangkap tatapan sinis yang dilayangkan oleh ibu-ibu pembeli di sana.

“Heran ya saya. Sekeluarga gak ada yang bener. Ibunya pelacur, anaknya jadi begundal kaya gini”

Salah seorang ibu-ibu di sana memulai topik dengan pandangan sinis ke Ares

“Hush bu, ndak boleh begitu. Dia gini-gini kan berprestasi. Gak papa anak haram, anak pelacur, tapi kan otaknya maju” Jawab seorang lainnya, entahlah memuji atau ikut mengolok.

“Percuma otaknya cerdas kalau nggak punya akhlak bu. Kedepannya cuman bakal jadi bajingan aja hehe” Sahut lainnya.

“Woalah. Kalian itu mulutnya ya mbok dijaga. Nek blanjane uwes, rene gek itungan” Mbok Siti menunjukkan rasa ketidak sukaannya kepada ibu-ibu itu hingga menyuruh mereka pergi dengan cara yang halus.

Sejenak Ares mengamati kepergian ibu m-ibu itu. Ia hembuskan nafasnya dengan kasar, lalu mencoba memberikan senyum terbaiknya pada Mbok Siti.

“Nak Ares mau beli apa?” Tanya mbok siti halus.

“Ares mau beli ayamnya setengah kilo ya mbok mumpung Ares gajian jadi pengen masakin ibu yang enak hehe. Oh iya, sama bawang, brambang, cabe, tiga ribu aja. Sama bayar utang Ares minggu kemaren.”

Ares tersnyum mengucapkan kalimat demi kalimat ke Mbok Siti.

“Loh? Udah punya uang, Res? Kalau belum punya uang, pegang aja dulu uangnya. Utang di Mbok bisa dibayar kapan-kapan”

“Udah kok Mbok. Ntar kalau gak Ares bayar ke Mbok uangnya malah keburu keambil buat lain lain hehe”

“Yaudah. Ini barangnya. Nanti kalau butuh bantuan, bilang Mbok aja ya”

“Siap mbok, terima kasih”

Ares melangkahkan kakinya menjauhi warung. Suasana hatinya perlahan membaik.

“Lihat kan, Res? Masih banyak orang baik di luar sana. Jadi lo harus lebih semangat lagi buat bisa balas mereka nanti. Semangat Antares!”


-Sea